Curahan Hati Pia Wurtzbach Miss Universe 2015 - Pertama, Pia bukanlah makanan kecil enak asal Yogyakarta yang diadopsi dari makanan khas China. Slrrpp … Kedua, Pia yang satu ini tahu tentang semangat perdamaian. Jadi kebayang, dekat-dekat Pia pasti akan terasa damai seperti langit ke tujuh!
Ya, Pia Alonzo Wurtzbach adalah Miss Universe 2015 yang memang layak jadi Nona Alam Semesta di dunia ini. Selain cantik, Pia punya kepribadian Asia yang hangat dan menyenangkan.
Kok tahu???
1. Kamar Berantakan
“Sekelarnya konferensi pers, mereka (pihak panitia Miss Universe) menempatkan aku di kamar suite. Semua barangku sudah ada di sana. Aku pun berpikir ‘Duh, untungnya aku nggak ninggalin barang-barangku berantakan di kamar sebelumnya, sampai-sampai mereka tahu mana barangku dan mana yang bukan. Hahaha!’ Dan pas aku buka ponselku, banyak sekali pesan yang masuk dan itu belum pernah kejadian sebelumnya!
2. Balas Personal
“Aku dapat kurang lebih sekitar 800 pesan di WhatsApp dan jumlah yang sama di SMS. Itu belum termasuk pesan-pesan inbox di media sosial dan pesan langsung (Direct Messages). Aku butuh dua hari untuk baca dan membalas semuanya. Pengikutku di media sosial pun langsung tambah. Dari 155 ribu (sebelum menang), jadi 600 ribu setelah menang. Hari berikutnya, jadi jutaan! (Bayangkan, seorang Miss Universe membalas semua pesan sendiri! Kurang hangat apa?)
3. Bukan Hanya ''Pia''
“Mengenai tekanan selama kompetisi, sebenarnya sudah bisa ditebak. Mengingat sejak menang Miss Philippines, aku selalu berlatih tiap hari bahkan pas akhir pekan dan hari Minggu. Aku latihan terus-menerus, sedikit demi sedikit. Benar-benar hidup dan bernafas seolah-olah seorang Miss Universe. (Pihak) Filipina pun benar-benar melakukan banyak hal terbaik bertahun-tahun untuk ini. Jadi aku pribadi sudah ngeh kalau aku nggak pakai sash bertuliskan nama ‘Pia’, tapi aku memakai seluruh isi negeriku dalam tubuhku. Itulah yang kurasakan.”
4. Kangen Sebutan
“Aku kangen dengan dipanggil ‘Filipina’ saat kompetisi, karena itu terasa lebih normal dipanggil dengan nama negara daripada namaku sendiri. Begitu orang memanggilku ‘Filipina!’, aku langsung tahu itu aku yang dipanggil. Sekarang aku lebih banyak dipanggil ‘Pia’ atau ‘Miss Universe’. Tentu saja itu lebih baik, tapi tetap saja aku kangen dipanggil dengan sebutan negeriku.”
5. Esensi Wanita Kecil
“Aku bermimpi jadi Miss Universe dimulai pas semasa kecil. Mama sempat menonton acaranya dan aku pun ikutan. Salah mama! Hahaha! Lalu aku coba pakai hak tinggi waktu itu dan jalan mondar-mandir di ruang tamu. Aku pun berpose dan melambaikan tangan. Lalu mama bertanya “Apa esensi seorang wanita, Pia?” dan tentu saja masih kecil begitu aku nggak pernah bisa menjawabnya. Hahaha! Saat itu usiaku sekitar sembilan atau delapan tahun.
6. Menunggu
“Bagian terberat selama perjalanan dari Miss Philippines hingga sekarang? Menunggu. Pikiran ‘Apakah ini yang kamu inginkan?’, ‘Yakin kamu ingin lakukan ini lagi tahun depan?’ Semua itu muncul di kepala dan aku sebenarnya menempatkan diriku dalam kondisi berbahaya: dipermalukan di muka publik. Selalu ada kemungkinan gagal. Kalaupun pada akhirnya aku ambil risiko tersebut, karena aku ingin tahu apakah gelar tersebut memang buat aku atau bukan. Itulah aku. Begitu aku ingin sesuatu, aku hentikan semua yang tak perlu dan berusaha mendapat apa yang kuinginkan, meski itu butuh waktu. Sekarang semuanya masuk akal. Aku jadi mengerti kenapa aku harus tunggu tiga tahun (untuk Miss Universe ini).
7. Inspiransi Bak Tinju
“Aku ingin jadi pengaruh besar untuk orang lain. Banyak sekali yang ingin aku ungkapkan dan didengar. Jadi aku butuh platform untuk menyampaikan itu semua. Bagiku, (jadi Miss Universe) ini jadi cara terbaik. Gelar ini juga sangat penting untuk keluargaku, mereka jadi bangga pada akhirnya. Terlebih lagi, begitu kembali ke negaraku, ini adalah sesuatu yang besar. Aku jadi bukti kalau kontes kecantikan memberikan sebuah harapan positif dalam hidup. Mereka pun tahu seberapa lama waktu yang kubutuhkan untuk mencapai ini. Benar-benar seperti menyaksikan Manny Pacquiao menang pertandingan tinju, sangat inspiratif karena membuat orang berpikiran ‘Jika itu bisa terjadi padanya, kenapa nggak bisa terjadi pada saya sendiri?’ Itu inspirasi yang aku ingin semua orang di negeriku mengalaminya.
.gif "Solusi Pembayaran Tagihan dan Transaksi Online - BebasBayar")
