Welcome to the hi-tech world! Sebuah dunia di mana teknologi bukan lagi menjadi media komunikasi biasa, melainkan juga efektif bikin hasrat seks membara…
Mengulas Lebih Dalam Tentang Chat Seks - Aplikasi obrolan singkat yang ada pada berbagai jenis gadget merupakan sarana yang cukup efektif untuk menumpahkan hasrat seksual bagi banyak pasangan. Tak hanya bagi mereka yang melakoni hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship/LDR) berbeda kota maupun beda negara.
Banyak juga pasangan yang tinggal dalam satu kota (bahkan satu atap), yang terpisahkan oleh pekerjaan misalnya, kerap melakukan sexting. Ini pertanda bahwa sexting tak hanya dibutuhkan sebagai pengobat rindu, namun juga pemantik asmara agar semakin mesra setiap harinya.
Melalui sexting, orang akan lebih mudah mengekspresikan fantasi seksualnya secara leluasa tanpa rasa malu ataupun was-was akan ditertawakan, dibandingkan harus mengutarakannya secara tatap muka. Hal ini lumrah karena sebagian kalangan, khususnya masyarakat di Indonesia, masih merasa tersandera perkara moral, budaya dan agama.
Sexting juga terbukti lebih cepat mendongkrak reaksi seksual secara fisik maupun psikis. Tentunya, reaksi tersebut bergantung pada intensitas dan efektivitas sexting yang dilakukan.
Sah-sah saja melakukan sexting sebagai salah satu bentuk variasi aktivitas dan hubungan seksual. Pada kebanyakan kasus, khususnya bagi mereka yang tak menjalani LDR, sexting dijadikan foreplay sebelum eksekusi seksual yang sesungguhnya saat bertemu muka.
Misalnya dengan mengirim pesan ‘nakal’ saat perjalanan pulang ke rumah. Setibanya di rumah, pasangan segera menyambut dengan mesra. Adegan selanjutnya tentu tak perlu dijelaskan lebih lanjut, bukan?
Masalah muncul ketika sexting menjadi candu, lantaran terbiasa dengan permainan kata dan imajinasi foto yang saling dikirimkan. Parahnya lagi jika Anda ketagihan dan merasa lebih nyaman melakukan sexting ketimbang hubungan seksual secara riil. Mereka yang menjadikan sexting sebagai main course tentu telah keliru.
Namun mengingat seks adalah kebutuhan yang bersifat universal, maka hal tersebut tak perlu diwaspadai secara berlebihan. Yang memprihatinkan adalah fakta bahwa remaja pun sudah mulai akrab dengan sexting.
Di sinilah peran orang dewasa, orangtua, dan kalangan terkait lainnya, untuk memberikan bimbingan dan pendidikan seksual secara tepat agar para remaja tak terjebak hal-hal menyimpang seperti pornografi maupun seks bebas.
0 Comment:
Post a Comment